Minggu, 24 Mei 2015

Di Jam 23:42 Untuknya

Tiap malam di saat waktu mulai memfasilitasi aku untuk berjalan dari dunia nyata ke mimpi selalu ada kamu yang terlintas di pikiranku. Sampai pada akhirnya abjad merangkai dirinya menjadi kesatuan cerita di atas kertas dari buku harianku.

Tiba-tiba terdengar seruan permintaan, "Hey Arfy! Kirimkan aku ke dia! ke orang yang kamu maksud di tulisan ini!"

"Ah! Aku takut dia gak ngerti," kataku dengan sedih.

"Please aku mohon.. cobalah untuk kali ini, aku yakin dia akan senang."

Aku pun menimbang-menimbang, Apa iya kukirim?, aku langsung mengambil handphone-ku dan langsung menulis rangkaian tulisan itu lewat email kepadannya, orang yang aku pikir dan tuliskan.

Surat malam untuk kamu,
dari orang yang menyayangimu

"Aku selalu berusaha untuk menyelipkan kata-kata di setiap spasi identitasmu.
Pertama kali aku lihat kamu, ga pernah terlintas di benakku kalo aku akan begitu menyayangi kamu dan bnr2 ga mengira kita akan sedekat ini. Tapi nyatanya perkiraanku salah. Saat ini kita saling melengkapi. Aku menyelipkan kata dan kamu nada. Akhirnya terbentuklah sebuah harmonisasi yang memaniskan waktu kita.

Sekarang tepatnya jam 23.42, perasaanku masih sama seperti pertama kali kita membuat keputusan untuk bersama di tanggal 16 April 2014. Sekarang aku ga bisa tidur dan terbayang semua hal yang sudah kita lakukan dan lewati, akupun menghabiskan waktu untuk menulis tentang kita. Ini salah satu jalan terbaik agar aku bisa cepat tidur dan bertemu denganmu di mimpi.
Ada satu tulisanku yang mau aku kasih tahu kamu.

  23.42

Sayang, aku percaya menaruh separuh kepercayaanku ke hidupmu walaupun aku hanya kata.
Setidaknya kamu tahu bahwa aku sangat terpacu. Terpacu untuk terus memalu dan memilin kebiasaan buruk yang akan kubentuk menjadi karakter yang luar biasa kompromi dengan sedikit manja.
Tak apa kan , Sayang?

Aku ingin menjadi seorang yang dapat berpikir terbuka dan dewasa karena kamu. Jadi untukmu dan kita, aku usahakan semampu dan sesemangat mungkin!
Untukmu aku ingin menjadi pribadi yang memiliki toleransi dan fleksibel dengan waktu untuk jiwa mudamu agar dipancuri rasa dari kobaran gejolak proses dewasa.
Aku percaya dan titip rasa ini untuk terus kau intip ketika ada rasa lain yang mencolekmu. Tolong taruh dan genggam rasaku di satu kantong bening tempat biasa kamu menyimpan hati.
Kelak ketika nanti ada perempuan lain mengelus satu saja ujung rambutmu, maka aku akan langsung memeluk leher dan mengelus seluruh rambut hitam serta mengecup ubun-ubunmu.
Aku begini bukan karena mau menguasai seluruh raga dan hidupmu, melainkan aku ingin kamu selalu ingat masih ada rasa yang kutitipkan dan berdampingan dengan hatimu.
Tenang sayang, aku begini bukan karena aku menomorsatukan cinta kepadamu ketimbang cinta Tuhan dan keluarga. Aku hanya punya rasa yang begitu dalam dan mengakar kuat sehingga aku tak mau hubungan ini dengan mudah tercerabut dari hidup dan jiwaku.
Aku harap kita bisa terus seperti ini.

Terima kasih untuk semua yang sudah kamu berikan, baik itu cinta maupun harta.
Salam, Arfy cengeng, manja, kepo tapi cantik yang akan selalu sayang sama kamu.
I LOVE YOU."