Minggu, 05 Juni 2016

Tercerabut darimu secepat ini terasa begitu menyakitkan. Kukira kita akan terus "kita" sampai selama yang kita inginkan. Ternyata jadi sesebentar yang mereka doakan. 
Katamu, "Dunia jahat."
"Bukan dunia, tapi aku," kataku sedih
Aku percaya bukan semesta yang harus dipersalahkan, tapi aku yang musti dihakimi karena menggagalkan rencana hebatmu untuk terus bersama
.........................................
Kebaikan itu terpuji. Namun manusia tanpa cela apakah masih manusia? 
Mungkin masih, tapi di matanya sendiri. 
-Arfyana Citra R-
Ketika perpisahan datang, aku harap sedang tidak berada di duniamu. Namun berada di duniaku yang perpisahan adalah tabu dan air mata adalah tanda keriangan
Sayangnya, aku berada di duniamu. Yang air mata adalah tanda kesedihan dan kesedihan artinya kematian
Dan gawatnya, aku berada di ambang duniamu dan mimpi duniaku. 
-Arfyana Citra R-

Tidak Sederhana

Ternyata mencintaimu tidak sesederhana itu
Banyak ketidakwajaran yang diwajarkan hanya untuk menitiktemukan ego
Begitu juga ketidaksamaan makna cinta yang berujung pada ketidakpuasan
Aku mengerti bahwa perbedaan bukan alasan untuk saling melepas janji, sebab aku tidak sedang mencintai diri sendiri, tetapi kamu. Manusia yang rela dunianya kudatangi dan kuganggu
Jadi inilah kita yang masih bergumul untuk mencari makna cinta dan berharap mencintai hanya sesederhana bernafas hingga tiada.

- Arfyana Citra R-