Sabtu, 28 September 2013

Senja & Malam ku

Langit hampir terbenam, tapi awan masih merantau. Menyisakan tawa dalam lantunan sinar yang hampir padam. Aku meringkuk sendiri, melagukan semua sepi. Kuharap diantara benda mati, akulah yang paling mati. Ini bukan hanya sekedar bertahan. Tapi melawan keraguan yang semakin meradang. Aku hanya terlalu sulit memilih rasa diantara bisunya kata. Walaupun hidupku bukan hidupmu, tapi hidupmu adalah hidupku. 
Saat ku tahan rasa sial agar terus terjaga, semua anggota tubuh mulai berdemo tak kunjung reda. Aku pun meredup tenggelam memejam.
Aku terbangun saat angin tak lagi menari, rasi bintang bubar berpesta. Dan kau tetap tak disini.
-Arfyana Citra R-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar