Seorang hamba dan diantaranya dilema bertindak. Karena sekalinya berkata, berbilang ia menyumpah. Sekalinya melirik, berbilang ia merayu sambil berkedip.
Inilah seolah hamba selalu salah dimata lainnya. Tapi lainnya tak juga sempurna.
Kelak yang lain akan tahu bahwa sempurna bukan tolak ukur seorang hamba. Karena tak mungkin hamba mirip seraya Tuhan-nya.
-Arfyana Citra Rahayu-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar