Hamba ini memakan manis daripada senyum mu itu Tuan. Hamba dibuat berkutat dengan kata sendiri sambil mengumpat, memohon jangan lagi ku tersenyum. Merasa cemas di bilang orang tak berakal, tapi apa daya lagi..
HAAH!
Dunia kejam! Ku berlari dari satu hati ke hati lain yang tak lagi baik tapi jadi indah. Perasa dari rasa ku kecap harum surga dari niatnya. Tapi apa hanya sesaat?
Satu malam ku dipertemukan dengan nya lewat udara.
"Hanyutkan aku ke samuderamu!" Pintaku
"Setengah tahun dan umur-umurku coba kuajuhi akan dikau" Katanya.
Ku bertanya lewat hati "Untuk apa tapi?"
"Dengarkan!! Detak jantung ku ulurkan pertolongan agar kau tak lagi perih! Aku bergema tapi kau lagi-lagi sok tuli!" Teriakku.
"Sayang ingat, akan selalu ku patri semua doa mu" Jawab Tuanku.
Lagi ku jawab dengan segudang emosi jatuh berantakan diatas huruf, "Aku hanya perlu senyum mu! Beri aku lagi!!"
Tuanku pun berbilang "Saya merasa tak untuk dikau, tak apa pergi ku lagi perih, biarlah! Memang aku apa diharimu? Bukan apa apa dan siap siapa"
Aku pun ulur bendera putih. "Aku menyerah.."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar