Senin, 28 Juli 2014

Suatu Malam di Antara..

Suatu malam di antara mimpi dan realita.
Aku terus terjaga, memilih mimpi-mimpi yang mana dan realita-realita yang mana.
Sesuatu hal kembar tapi tak sama bila diraba hati.
Mengupas satu-satu tak sempat waktu melewati lalu.
Sekarang aku di gerbang tanpa gerbang.
Yaitu batas antara mimpi dan realita.
-Arfyana Citra Rahayu-

Rindu

Rindu mencabik aku yang terus memar.
Merasakan kamu yang samar.
Dikirim lewat udara, terpecah di antara sinyal dan digital.
Sampai seminggu lagi. Kita kan bertukar rindu.
-Arfyana Citra Rahayu-

Hujan

Senja mengantarkan hujan di tengah cerahnya sore. Ia meminta awan akan belas kasih, berharap diberikan tempat untuk berbisik. Sampai kilat tadinya menolak, akhirnya diberi ruang.
Hujan terus mengguyur sampai tumbuh sebuah biji jadi kecambah lalu cantik bunga bersemu merah. Ia dipuji dan diberi dongeng sampai malam dan pekat menyelimuti alam.
Angin bertiup seperti Tuhan yang menghembuskan nafas serta merta melarikan hujan ke tempat yang lebih kerontang.
Ia tahu, kalau ini perpisahan antaranya dan sebuah sejuk diguyur Tuhan.
Antara senja dan malam sudah selesai. Jangan sampai bencana nanti.
-28 Juli 2014-

Sabtu, 05 Juli 2014

Sajak lama yang ditemukan

Dinaik jenjangkan oleh Tuhan.
Berjalan angkat kepala di atas bara.
Apa tau itu kesulitan?
Tanpa kabar mulai dicekik kehidupan.
Akhirnya lagi bersandar sedetik sebelum mati.

Kukayuh terus perahu berkayu sayu.
Sendiri lagi ku menggali hati.
Turunkan jemari nikmati duri.
Sampai tersasar kukejar-kejar.
Awan lagi kelabu, aku tahu mungkin pusara ku.
-Arfyana Citra Rahayu-

Fenomena Menunggu 9 juli

Hidup mulai adil pada mereka yang punya andil. 
Tapi lagi-lagi pasrah menggerogoti yang tak punya nyali.
 Hati mulai memelas, padahal ambisi semakin giras.
Apa ini negara?
Dipimpin kepala yang ahli kemukakan retorika. 
Tak diberi sesuap nasi, tapi janjikan kosong dalam orasi.
-Arfyana Citra Rahayu-

Pesan Semut (5/07/14)

Apalagi jawaban bila semut kecil datang menjalar tiap tubuh, mencoba tenangkan tapi malah tertindaskan.
Malah ku tiup biar ia pergi tak usah tau apa yang salah.
1 pesan dan pesan lain berbaris rapih di antara 1 dan 2. Mereka sejiwa karena satu tujuan.
Tapi aku tidak. 
Akhirnya takut, seperti lihat bayang-bayang masa depan terjeblos dalam lubang neraka. Tapi aku tutup mata, mencoba mengganti, menguburkannya dengan tawa. Malah hasilnya, tawa jadi bisa. 
-Arfyana Citra Rahayu-

Sajak Terakhir di Pekat malam 1 Juli 2014

Cukup 3 lembar merangkai tanya. Menyilang tanya dengan rasa sama dengan bukan apa apa?
Bercabang kita berbeda arah tapi sama-sama kuat tidak ada yang mengalah.
Selamat malam. Malam.
-Arfyana Citra Rahayu-

Kapan Kita Searah Putaran Jam?

Kalimat melagu keluar lembut begitu digores. Berbaris rapih bak apel tiap pagi. Ini karya antara simfoni dan kami.
Tersandung satu perspektif, tapi masif. Tatkala satu persepsi jadi dikremasi. Jadi abu disulut emosi.
Atau malah jadi seni tapi di putar sana sini?
Kapan kita searah layak putaran jam?
-Arfyana Citra Rahayu-

Malam (1/07/14)

Pandangan menjadi api, menyulut lelah malam ini
Keingintahuan kamu tahu
Apa penting?
-------------------------------------------------------------
Saat jauh, rindu meregangkan masanya sampai jenuh.
Air mata dan gelak tawa tak rasa jadi satu
-------------------------------------------------------------
Suatu malam, huruf kata kalimat merangkai dirinya sendiri sampai cantik. Ia menghantam hebat dinding otak merambat ke urat nadi. Memaksa dirinya dihias bersama tinta biru di atas selembar kertas berwarna cokelat tebal.
Apalagi, pesan itu niat dilagukan di tiap kata dan artinya.
Malam dan kata. Satu penyakit menghasilkan karya, merepotkan tapi berharga.
-Arfyana Citra Rahayu -

Untuk Tuan yang Ragu

Aku tahu ini indah, sering tapi dihentak luka tiap langkah.
Aku tau kamu, sayang. Manis lagi daripada terbayang-bayang.
Aku tahu pahit dirasa, kamu rasa aku juga.
Sayang...
Tatkala  1 langkah 4 kaki, lebih rumit.
Dan 1 imaji 4 mata, lebih ragam.
Tapi sayang...
Tatkala 2 jiwa, 1 hatinya lebih indah daripada tidak sama sekali.
-Arfyana Citra Rahayu-

Kasih sama dengan

Kasih sama dengan sayang, tapi tiap detiknya berperang.
Kasih sama dengan cinta, tapi tiap syahdu nya terasa.
Kasih sama dengan sayang, tapi tiap perangainya lagi tenang.
Kasih sama dengan tulus, tapi jalan kita lagi tak mulus.
Kasih sama dengan setia, tapi apa tiap bagian hati berkata iya?
Kasih sama dengan rasa, tapi apa lagi harus balas jasa
Kasih tapi sayang?
Bukan.
Tapi kasih sayang.
-Arfyana Citra Rahayu-

Do'a Malam

Tuhan, do'a malam lagi-lagi di antara lembut baik dengan anugerah. Aura muka tak tahu lagi cerah. Apa malah memerah?
Tuhan, hidupku lagi di mimpi, giring aku kepada keindahan. Tak apa ku lewati pecahan nanar berusuk di sela jari kalau itu memang do'a ku sekalian. Tolong kabulkan Tuhan.

  Aku sayang engkau yang tak pernah risau dan terus sempurna.

Untuk 16

Aku berjalan masih nol di gedung ini
Bersitatap dengan kalian yang belum siapa-siapa
Apalagi derita!
Kita dihantam dulu tatkala sambil mengelus dada
Kata mereka "Solidaritas harga mati!"

Sampai saatnya...
Aku tersenyum bahagia. Mendekap erat kalian
Kita sama kawan!
Pejalan yang memanggul ilmu tak seberapa tuk menuba nyawa
Diselingi tawa yang menghias di jengkalnya

Aku dan kalian
Kita 1 cerita
3 tahun tak sembarang menggabung kata

Kawan...
Aku larut di antara kalian
Mungkin telah terlena dalam makna
Sambil berjalan, kurangkul jua
Walau tak lagi bersama
Hati tetap 1 sempurna

Kawan...
Aku sayang tawa dan luka yang kubawa berlari
Sampai nanti
Lambaian akhir ini ramai nan indah
Cita dan cinta lagi kenangan
Aku sayang kalian. Kawan.
-Arfyana Citra Rahayu-