Ketika seonggok boneka disayang dan dicurahkan berbagai rasa
terpuji oleh tuannya kemudian selang beberapa lama ia ditinggalkan dan dicampakkan
begitu saja. Walaupun nantinya akan dipungut kembali apakah itu yang dinamakan sayang? Apa itu yang dinamakan cinta
kasih?
Ia tergolek lemah saat ini. Boneka itu dihantam beribu
cercaan dan makian dari semesta yang saat ini masih belum puas
menenggelamkannya ke dalam dasar nubuatnya sendiri. Kata mereka ia adalah
manusia, tapi apakah pantas ketika seonggok barang rongsokan itu berpura-pura
menjadi manusia? Mencoba beribu topeng agar manusia lain berkata bahwa ia
adalah mahluk berakal dan berhati sepenuhnya. Miris sekali nasibnya.
Sebelumnya, ia dikemas begitu menarik dan rapih layaknya
manusia lain yang dapat berjalan dan berpikir. Tapi apa daya ketika tuannya
meninggalkannya begitu saja di pinggiran malam. nasibnya tersesat dimakan pikirannya yang semakin menjeratnya. Kediriannya terekspos
walaupun masih dalam kegelapan. Konsep dirinya diobral begitu saja dan
lingkungan pun meludahinya walau hitamnya pekat. Boneka itu tidak lagi diterima
oleh semesta dan sekarang ia tidak diterima oleh dirinya sendiri. Ia malu mengakui bahwa dirinya hanyalah benda yang tak berarti dan tak tau terima kasih. Jiwanya mengemis
meminta untuk dimanja namun tubuhnya menolak dan mencercanya dengan beribu
makian sampai akhirnya keduanya menangis. Saat ini ia menyalahkan dirinya dan Tuan
yang menurunkan dirinya ke dalam dunia nyata.
Tapi apalah arti sebuah rongsokan di mata kalian, memang
tidak harus ditimbang lagi berapa berharganya boneka itu karena memang itu
hanyalah produk gagal untuk dunia.
-Arfyana Citra Rahayu-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar