Selasa, 30 Juni 2015

Sajak untuk Menghiburmu

Tidak ada tempat yang terlalu jauh apabila kita bersama, bernapas dengan udara yang senada dan bertukar rindu lewat doa.
Tetapi tempat akan terasa terlalu jauh ketika kita sedang bersama tapi sengaja memejam. sama-sama tak menyadari bahwa detik dalam pertemuan itu berharga sampai akhirnya kita tak bertukar kata.
Kita sempat seperti itu, berada dalam hati yg sama tapi acuh tak acuh. Kamu enggan melirik keadaan di sini dan aku pun sama, malas melancong ke wilayah teritorimu.
Tadinya aku akan begini sampai esok, lusa, atau mungkin beberapa hari ke depan. Berpikir, 'persetanlah dengan kamu, pikiran, dan keinginanmu!'.
Tapi nyatanya kata itu menguap begitu saja karena aku rindu melihat seulas senyum dari wajahmu. Rindu akan kilat matamu yg menyipit karena tertawa.
Padahal baru beberapa detik aku menghujat dan bersumpah tidak akan peduli dengan keadaanmu.
Lalu sumpahan itu berubah menjadi penyesalan karena telah berpikir sepicik itu.
Sayang, kamu dan segala hal tentangmu tak akan pernah bosen kujadikan ladang kerinduan. Jadi jangan buat kecemasan mengisolir dirimu dari kenyataan bahwa aku di sini punya niat yang besar untuk terus mempertahankan kita.
Satu pesan yang harus kamu ingat. Luapkanlah segala macam kecemasan yang menjerat dan mengikis sukmamu (apabila kamu sudah tahu jelas kecemasan thdp apa). Seberat apapun aku di sini akan berusaha membantu untuk melepaskan dan menenggelamkannya ke sisi terdalam kegelapan walaupun aku mesti ikut dan terjun ke dasarnya. Yang terpenting adalah keyakinanmu. Keyakinan utuh yang percaya bahwa masih ada kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar