Saat peristiwa yang aku takutkan terjadi, semoga aku sudah hilang dari fikiranmu dan kamu bisa lebih bahagia, dan aku sudah pergi lebih jauh dari yang kau bayangkan.
-Arfyana Citra Rahayu
Setidaknya hari ini aku sudah mencuri huruf dari tangan dan bibirmu.
Entah mimpi harus ku hapus, atau ku torehkan pada angin
Entah cita harus ku genggam, atau ku tenggelamkan dalam-dalam
Entah harapan harus ku bungkam, atau ku teriakkan lantang semalaman
Entah aku harus berbisik pada Tuhan, atau ku diam seribu kata
Entah aku yang salah, atau diriku yang semakin salah. -Arfyana Citra Rahayu-
Jikalau sekarang hari terakhir aku menyapa
Izinkan aku memutar cakrawala mengulang saat kita merajut rasa. Izinkan aku menyelam kelam walaupun aku pasti karam. izinkan aku menyisir jentik-jentik luka yang kecil tapi dalam. Izinkan aku masuk kedalam hidupmu berulang-ulang sampai hingar bingar membisu dan matahari membatu. -Arfyana Citra Rahayu-
Aku terlalu bodoh untuk pintar mu
Aku terlalu buruk untuk indah mu
Aku keterlaluan memuja
Kamu keterlaluan menginjak.
-Arfyana Citra Rahayu-
Ku selipkan rindu, diantara jarimu
Berharap Tuhan menghentikan waktu
Kurasakan kau hanya untukku. -Arfyana Citra Rahayu-
Sabtu, 30 November 2013
Pekat malam gigih hembuskan rindu
Mengikis harapan yang meragu
Akhirnya, aku mati suri dihatimu -Arfyana Citra R-
Selalu ada yang mengisi rongga imaji otak Seraya simfoni meraba sajak Setiap detik aku berpijak Melankoli cintamu menerkam Menginjak hatiku berjam-jam Entah sampai kapan diri ini tetap bungkam Hingga malam tak lagi diam. -Arfyana Citra R-
Sabtu, 28 September 2013
Saat bingung mulai menggerayangi otak ku
Ia menelanjangi logika ku
Hati pun mulai bicara dengan bijak "Aku sayang kamu, karena kamu telah curang mencuri logika ku -Arfyana Citra R-
Surya mulai menghangatkan dahan. Dan aku masih berusaha meninju mimpi agar sampai ke Tuhan. Hari ini terakhir kita bertemu, maka kutarik paksa waktu, hingga ia melonggarkan sekat detik. Satu menit menjadi 600 detik teruntuk aku. Beberapa jam lagi kau pergi mengemis ilmu, aku pun merajut rindu. Tak pernah aku merasakan sakit semanis ini, saat kurajut indah di hati.
Kutali-pitakan kamu di hidupku. Walaupun jarak mulai menindas kita, kalau kita bersatu jarak pun terkapar kaku. Tak lama lagi, jarak mengibarkan bendera putih dan giliran kita yang menodongkan senjata. -Arfyana Citra R-
Senja & Malam ku
Langit hampir terbenam, tapi awan masih merantau. Menyisakan tawa dalam lantunan sinar yang hampir padam. Aku meringkuk sendiri, melagukan semua sepi. Kuharap diantara benda mati, akulah yang paling mati. Ini bukan hanya sekedar bertahan. Tapi melawan keraguan yang semakin meradang. Aku hanya terlalu sulit memilih rasa diantara bisunya kata. Walaupun hidupku bukan hidupmu, tapi hidupmu adalah hidupku.
Saat ku tahan rasa sial agar terus terjaga, semua anggota tubuh mulai berdemo tak kunjung reda. Aku pun meredup tenggelam memejam.
Aku terbangun saat angin tak lagi menari, rasi bintang bubar berpesta. Dan kau tetap tak disini.
Nyanyikan kerinduan sejarah, mengingatkan aku pada leluhur hijau yang layu. Kini aku menopangnya, mencoba hidup dengan menggenggam. Semua orang melepasnya terkecuali aku. -Arfyana Citra R-
Suara teriakan, sontak meledakkan semua mimpi.
Ternyata itu suaraku, yang menghancurkan angan sendiri.
-Arfyana Citra R-
Aku mencium aroma cinta menyengat
Dari tulang rusuk di dadamu
Membangitkan semangat
Menyulut seisi cinta serdadu
Menyuruhnya melumat
Setonggak hati yang merindu -Arfyana Citra R-
Membaca pesan singkat mu sebelum tidur, membuat otakku kembali cerah. Tanya dinding yang jadi saksi. Tak terasa pipiku memerah, tapi hatiku melemah -Arfyana Citra R-
Berlutut
Hanya untuk cinta yang luluh dibelakang punggungku Kaki ku luka Aku tak pernah jera Merasakan sakit semakin dekat Menjerat Ini aku, yang terlalu sabar diatas tanah Di tonton batu Yang tertawa Saat lihat hatiku mulai menjerit terluka -Arfyana Citra R-
Waktu pun terulur
Saat jemari terikat
Diri kita mendekat
Lama kelamaan melekat
Darah mulai terangkat
Berlarian menuju otak
Aku terbang tinggi seperti popcorn yang meletak
Tak peduli badanku retak
Karna kutahu, hanya kau yang bisa buatku kembali berdetak.
-Arfyana Citra R-
Aku kagum akan dirimu
Bukan karna kau pintar, manis, atau lugu
Tapi karena kau terlalu diam dan kaku
Pasti akan aneh saat kau tahu
Tapi memang ini yang aku rasakan kepadamu
Nafas itu selalu melagu
Melantun sopan, sampai buatku duduk termangu
Kulihat kau duduk meragu
Saat ku ucapkan, maukah kau memelukku?
-Arfyana Citra R-
Aku hanya perempuan yang tidak mampu berdiri. Kakiku terlalu lumpuh tuk berpijak. Mataku terlalu lemah tuk melihat. Dihinggapi senyap malam. Bibirku terlalu diam tuk bicara. Hidup seperti bulan di siang hari dan matahari di malam kelam kelabu. Aku tidak bisa melihat kamu! Aku tidak bisa berbicara dengan mu! Aku tidak bisa bersamamu.. Karena aku sedang di alam mimpi. -Arfyana Citra R.-