Rabu, 13 Agustus 2014

Untuk Kita yang Percaya Bahwa Cinta Adalah Ada

Untuk kita yang percaya bahwa cinta adalah ada, bahwa memaafkan tidak seberat memikul dendam. Untuk kita yang percaya bahwa cinta adalah ada, bahwa kita juga percaya bahwa ada rasa saling menghormati kepercayaan di dalam cinta. Untuk kita yang percaya bahwa cinta adalah ada, senyum dalam derita adalah kekuatan yang menguatkan. Untuk kita yang percaya bahwa cinta adalah ada dan untuk Tuhan yang membuat cinta menjadi ada, mari kita bersulang di dalam doa! Untuk kita yang percaya bahwa cinta adalah ada, terkadang kita menyalahgunakan keberadaannya. Untuk kita yang percaya bahwa cinta adalah ada sedari awal kita memulai, kita hanya perlu saling meyakinkannya di tiap hari. 
-Zarry Hendrik-
Setelah semua berlalu di bulan itu.. kehidupan menggelitik hati. Diberi sebuah bahagia yang sewaktu-waktu terenggut hilang tanpa bekas. Bahagia ini... memang bahagia.
Terungkap bila kau menghantam kedua bola mata, berbisik melagu indah di tiap syaraf pada telingaku. Yang aku tahu, aku sayang kamu.
Ini bukan lagi dongengan seorang malaikat untuk bayi di ambang mimpi dan realita. 
Serta tak lagi mustahil untuk terus bersama kita satu hati untuk terus merasa bisa.
-Arfyana Citra Rahayu-

Lalu

Aku ditahan tuk tidak pejamkan mata, dihantam cerita tatkala dipeluk angan.
Huruf demi huruf membuncah hebat di kepala layak bom waktu siap ledakkan dirinya.
Terdengar miris. Memang.
Aku mendorong sampai keluar Ia mengeras diantara angin kelabu disaksikan dinding dengan pandangan getir.
Aku memuji lalu dengan sebut mereka indah. Dalam satu dua waktu, lalu ENYAHLAH!!
Lalu...
Yang lalu tak lagi datang.
Semena-mena ku letakkan, biarlah berlalu.
-Arfyana Citra Rahayu-

Cerita Antara Mimpi & Seorang Hamba

Sebuah mimpi dan di antaranya, digantung indah Tuhan di sela angin, awan teduh, sinar mentari, dan alam. Ia diberi indah serta cuma-cuma tatkala udara yang dinafaskan.
Seorang hamba seperti tahu akan nyata semua mimpi, layak oksigen bagi hidupnya. Ia memetik memakan manis mimpi, Ia bernafas dengan segar harumnya mimpi.
Saat satu mimpi tak kunjung manis, malah tak lagi baik-baik, Ia tidak menciut malah seperti mengembang daripada mencari dimana mimpi indah lain tumbuh.
Kepercayaan bak angin menarik mimpi lain yang lebih indah berputar girang tapi tetap tenang di sekelilingnya. Dengan hati-hati Ia ambil agar mimpi tak hancur begitu saja.
Hati-hati sekali.... pelan... pelan... tapi pasti.
Ia kecup dan dekap... sesaat Ia dibisikkan syahdu kebahagiaan.
Seorang hamba dapat sebuah  mimpi indah tapi tak lupa di mana Ia berpijak, menyulut semangat tuk lebih dari seseorang. Karena masih banyak mimpi yang digantung, dan berhak untuknya.

Minggu, 03 Agustus 2014

Cerita di Antara Sinyal

Teleportasi satu pesan dari udara menghantar seseorang bertukar kabar. Dari detik ke detik, sampai ia berlari berubah hari menjadi cerah memberi nafas baru. Datang dan mengaku jadi seorang saudara padahal tak satu nyawa. Sampai menit ini, aku baik-baik menghirup nafas baru. Tapi siapa tahu nanti berubah lagi?
Terimakasih datang kembali. 
-Arfyana Citra Rahayu-

Surat Terbuka untuk Tuhan

Untuk Tuhan yang indah bersandar di singgasana-Nya yang penuh pelangi diselingi aurora menari-nari. Surat ini menyatakan terimakasih untuk lebih dari satu saat.
Terimakasih telah menjadi teman baik sendu maupun berbunga. Menjadi yang pertama dari yang utama. Sosok mulia penentu sebelum hamba memilih.
Terimakasih telah percaya. Memberi tubuh sempurna dan akal yang mampu memilih jalan bercabang menambal waktu berlubang dengan pertolongan.
Terimakasih Engkau yang beri kehidupan, hening malam, wangi tanah ketika hujan, merdu simfoni sesosok denting rintik, serta kejujuran bintang dan bulan akan terangnya, dan kebijaksanaan tumbuhan bekerja demi kami. Para hamba.
dari aku yang mengagumi dan menyembah Tuhan yang SEMPURNA dengan segala kesempurnaan-Nya

Segalanya

Segalanya seorang Tuan di hati satu dan pasangannya.
Ia mengisi indah ditiap pori-pori relung hati yang dulu tersendu.
Mengindahkan luka, menggantinya dengan suka.
Terimakasih telah menjadi.. Segalanya.
-Arfyana Citra Rahayu-