Aku ditahan tuk tidak pejamkan mata, dihantam cerita tatkala dipeluk angan.
Huruf demi huruf membuncah hebat di kepala layak bom waktu siap ledakkan dirinya.
Terdengar miris. Memang.
Aku mendorong sampai keluar Ia mengeras diantara angin kelabu disaksikan dinding dengan pandangan getir.
Aku memuji lalu dengan sebut mereka indah. Dalam satu dua waktu, lalu ENYAHLAH!!
Lalu...
Yang lalu tak lagi datang.
Semena-mena ku letakkan, biarlah berlalu.
-Arfyana Citra Rahayu-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar