Lanjutan balasan
pesannya begini, “Aku hanya menyarankan untuk kamu tanya lagi pada dirimu,
siapa dirimu sesungguhnya? Kamu yang lebih tahu siapa kamu, bukan? Seperti
halnya kamu pun tidak mengenalku. Memang kita belum berkenalan sih, ah sudahlah
aku tidak sedang menjadi seorang pelawak. Tidak lucu.”
“Ya memang
apanya yang lucu?” kataku bicara sendiri.
“Silahkan
pandang dan terka siapa aku menurut kamu. Kamu bebas, aku menghargai kebebasanmu,
yang jelas aku adalah aku. Semoga suatu saat Tuhan memberikan kesempatan kita
bertemu untuk berkenalan secara langsung. Sekaligus aku menepati janji pada
ceritaku, bukan cerita kita.”
“Yahh.. kirain
nepatin janji traktir kopi hahahaha.” peluang ditraktir kopi pun kandas begitu
saja.
“Aku tidak
berharap banyak untuk saat ini tentang kita beberapa waktu ke depan, tapi waktu
bisa saja berubah. Hanya Tuhan yang tahu karena aku masih berkelana dan kebetulan
menemukanmu sedang terpenjara ketika sebelum terjadinya bulan purnama apogee terkecil tahun ini. Ohiya, bukan
karena oknum lain yang memberikan kontakmu, ini tentang aku dan kamu, sungguh.
Aku yang menemukanmu.”
Yasudahlah, aku
tidak mau bertanya lagi mengenai di mana dan dengan cara apa kamu menemukanku.
Kadangkala Tuhan mempertemukan lewat
cara yang tidak pernah bisa kita kira. Walaupun aku tidak pernah mengalami
keajaiban, aku tidak bisa menyangkal bahwa hal tersebut tidak mungkin terjadi. Aku masih
percaya bahwa ada hukum alam yang bisa terpatahkan sehingga dalam kasus ini,
aku cukup menerima mungkin ditemukannya aku
karena faktor “keajaiban”.
.
Catatan penting untukmu!
Aku tidak peduli siapa kamu. Jadi jangan terlalu berharap lebih.
Lanjutnya, “Ohiya,
lain kali sajalah berdiskusi tentang hubungan. Aku mau kamu coba kenali lagi
saja dulu siapa kamu menurutmu? Selamat istirahat.”
“Ketika ditanya aku ini siapa, aku yang aku
dengan semua yang aku punya saat ini. masa untuk mengenal siapa aku mungkin
tidak akan pernah selesai sampai aku harus dilahirkan kembali. Namun, rasanya
untuk kembali menggali “siapa aku” sudah cukup untuk saat ini karena aku sudah
pernah mengalami tenggelam ke dalam kegelapanku sendiri dan itu cukup
mengerikan. Jadi intinya,aku adalah aku dengan segala hal yang kupunya. Terima
kasih,” jawabku.
Esok paginya dia
membalas, “Kembali kasih. Selamat menjalani hidupmu yang sekarang. Kuharap kamu
siap untuk yang terburuk dan siap kehilangan segala hal yang kau punya
tersebut.”
“Iya, aku harap
kamu juga begitu.”
“Pasti, terima
kasih gadis kesayangan keluarga.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar