Jumat, 21 November 2014
DILEMA ANAK KEMARIN SORE
Minggu, 02 November 2014
Hai Kamu yang di Nirwana Hidupmu
Hai kamu yang jauh di nirwana hidupmu!
Aku di sini melagu rindu sampai mimpi juga mengindahkanmu.
Jangan cubit aku! Nanti realita kan bangunkanku.
Di sana bersamamu, aku bersemu. Lalu kamu bilang, "Jangan sampai sakit" sembari mengelus ubun-ubunku kemudian aku tersipu.
Selesai mimpi, aku melihat kembali ke tepi.
Saat kamu mainkan simfoni dari senar berseni. Sekejap kurekam, kusimpan, kemudian kuaksi-reaksikan dalam akal dan telinga saat hati mulai temaram.
Sampai saat ini, kuanggap kamu di sini..
Aku tersenyum dalam hati dan percaya bahwa memang selalu ada kamu walau tak di sini.
-Arfyana Citra Rahayu-
Sabtu, 01 November 2014
Maafku
Drama rasa tidak berperan.
Tapi hati mulai berdialog karena lagi diujung apa kita akan berteman?
Lalu ku cari. Ku gali sampai ku tau mungkin ini emosi.
Aku ingat lagi dimana aku sendiri aku rindu masa kita berelegi. Berdua kita bersatu menjadi.
Ini aku. Seorang yg tak tahu diri.
Meminta agar kamu tahu diri bahwa kamu tatkala bintang tuk malam yg sepi.
Tetap disisi. Karena cinta baik untuk kita disini. Please stay with me.
Arfyana Citra Rahayu
Sajak Tuk Kemarin Sore
Adilkah ketika hanya ia yang bisa meluluhkan rasa yang tertunda? Tertunda karena memang tak layak dilihat.
Bila tak adil, apa Tuhan ciptanya dengan ragu?
Bila tidak juga. Lalu untuk apa tercipta? Apa hanya untuk kita yang bodoh dan dirundung lalu?
Sejak kemarin, sampai detik ini aku tak tahu.
Andai...
Andai kata adalah air mata, ku harap kamu sadar. Sadar bahwa ini tak hanya dilihat sekedar.
Andai rasa adalah air mata, ku harap kamu sadar. Bila rasa kemudian tak hanya cahaya terpendar.
Mohon kamu mengerti, karena kamu manusia yang punya jiwa dan berhati.
Bahwa akhir akan akhir ketika aku hanya terkapar, aku menangis bukan kemudian aku tersandar.
Tapi aku perlu kamu, lalu aku bersandar.
Sehingga aku cepat bebas dari gelap, lalu kamu bangunkan ku dari lelap.
Nyatanya, mimpi memang permainan imajinasi. Tak ada realita tuk orang yang tinggi ekspektasi.
Aku atau kamu yang sepertinya punya asasi?
Mungkin kamu, kamu yang disana seperti disisi.
Arfyana Citra Rahayu (01/Nov/2014)
Jumat, 17 Oktober 2014
Bila Sayang Adalah...
Bila sayang adalah syair
Maka akan ku kaitkannya menjadi bait bait indah di tiap hidup seorang yg ku cinta
Menata indah dan buat ia terus begitu
Bila sayang adalah pantun
Maka akan ku pola ia seperti a-b-a-b
Agar tak ada lainnya yg merusak menjadi a b dan c
Bila sayang adalah jemari
Maka akan ku genggam dan menyelipkan rasa demi rasa agar aku menyatu dalam indahnya rasa bersama
Tapi ternyata sayang hanyalah rasa.
Sebuah kedinamisan abstrak yg suka-suka ia berhembus. Layak sayang adalah angin.
Tetap aku disini menginginkan
sayang kita searah jarum jam
-Arfyana Citra Rahayu-
Kamis, 25 September 2014
Dilema Seorang Hamba Bersama Lainnya
Inilah seolah hamba selalu salah dimata lainnya. Tapi lainnya tak juga sempurna.
Kelak yang lain akan tahu bahwa sempurna bukan tolak ukur seorang hamba. Karena tak mungkin hamba mirip seraya Tuhan-nya.
-Arfyana Citra Rahayu-
Selasa, 23 September 2014
Hidup Hati-Hati
Takut, takut, takut sampai kalut
Pikirnya sana sini salah, takut mengalah tapi tetap tak mau kalah
Katanya hidup harus hati-hati
Sampai akhirnya terus diam sampai mati
-Arfyana Citra Rahayu-
Sabtu, 20 September 2014
Karya dan Cipta
Sebuah karsa dari tangan-tangan seorang hamba yang diberi tuk mereka yang haus akan anugerah
Tatkala manfaat dan indah menyatu
Melebur lembut dalam sebuah KARYA
Cipta
Sebuah langkah dan cikal-bakal dimana suatu akan lahir
Suatu yang baik, berguna, dan tak bernilai pelik
Melantun indah serta merta melahirkan CIPTA
-Arfyana Citra R-
Hidup Bukan Cuma Tetapi Hidup Adalah
Tapi hidup adalah sebuah kejujuran
Kejujuran untuk berkata ya pada ya, dan tidak pada yang tidak.
Kejujuran untuk berucap realita dan tak hanya berkata
Hidup, bukan cuma untuk berpijak dan asal beranjak
Tetapi hidup adalah sebuah perubahan
Perubahan untuk diri sendiri dari hal yang kecil
Sampai nanti dapat melukis cerita baru untuk sana dan sini
Sehingga nanti mati tak sekedar mati
Hidup, bukan cuma untuk satu dan sok bersatu
Tetapi hidup adalah solidaritas berlebel harga mati
Untuk sekarang sampai nanti
Tuk tetap bersama mengikat rasa yang ditarik masa
-Arfyana Citra R-
Rabu, 13 Agustus 2014
Untuk Kita yang Percaya Bahwa Cinta Adalah Ada
-Zarry Hendrik-
Lalu
Huruf demi huruf membuncah hebat di kepala layak bom waktu siap ledakkan dirinya.
Terdengar miris. Memang.
Aku mendorong sampai keluar Ia mengeras diantara angin kelabu disaksikan dinding dengan pandangan getir.
Aku memuji lalu dengan sebut mereka indah. Dalam satu dua waktu, lalu ENYAHLAH!!
Lalu...
Yang lalu tak lagi datang.
Semena-mena ku letakkan, biarlah berlalu.
-Arfyana Citra Rahayu-
Cerita Antara Mimpi & Seorang Hamba
Sebuah mimpi dan di antaranya, digantung indah Tuhan di sela angin, awan teduh, sinar mentari, dan alam. Ia diberi indah serta cuma-cuma tatkala udara yang dinafaskan.
Seorang hamba seperti tahu akan nyata semua mimpi, layak oksigen bagi hidupnya. Ia memetik memakan manis mimpi, Ia bernafas dengan segar harumnya mimpi.
Saat satu mimpi tak kunjung manis, malah tak lagi baik-baik, Ia tidak menciut malah seperti mengembang daripada mencari dimana mimpi indah lain tumbuh.
Kepercayaan bak angin menarik mimpi lain yang lebih indah berputar girang tapi tetap tenang di sekelilingnya. Dengan hati-hati Ia ambil agar mimpi tak hancur begitu saja.
Hati-hati sekali.... pelan... pelan... tapi pasti.
Ia kecup dan dekap... sesaat Ia dibisikkan syahdu kebahagiaan.
Seorang hamba dapat sebuah mimpi indah tapi tak lupa di mana Ia berpijak, menyulut semangat tuk lebih dari seseorang. Karena masih banyak mimpi yang digantung, dan berhak untuknya.
Minggu, 03 Agustus 2014
Cerita di Antara Sinyal
Surat Terbuka untuk Tuhan
Terimakasih telah menjadi teman baik sendu maupun berbunga. Menjadi yang pertama dari yang utama. Sosok mulia penentu sebelum hamba memilih.
Terimakasih telah percaya. Memberi tubuh sempurna dan akal yang mampu memilih jalan bercabang menambal waktu berlubang dengan pertolongan.
Terimakasih Engkau yang beri kehidupan, hening malam, wangi tanah ketika hujan, merdu simfoni sesosok denting rintik, serta kejujuran bintang dan bulan akan terangnya, dan kebijaksanaan tumbuhan bekerja demi kami. Para hamba.
dari aku yang mengagumi dan menyembah Tuhan yang SEMPURNA dengan segala kesempurnaan-Nya
Segalanya
Ia mengisi indah ditiap pori-pori relung hati yang dulu tersendu.
Mengindahkan luka, menggantinya dengan suka.
Terimakasih telah menjadi.. Segalanya.
-Arfyana Citra Rahayu-
Senin, 28 Juli 2014
Suatu Malam di Antara..
Aku terus terjaga, memilih mimpi-mimpi yang mana dan realita-realita yang mana.
Sesuatu hal kembar tapi tak sama bila diraba hati.
Mengupas satu-satu tak sempat waktu melewati lalu.
Sekarang aku di gerbang tanpa gerbang.
Yaitu batas antara mimpi dan realita.
-Arfyana Citra Rahayu-
Rindu
Merasakan kamu yang samar.
Dikirim lewat udara, terpecah di antara sinyal dan digital.
Sampai seminggu lagi. Kita kan bertukar rindu.
-Arfyana Citra Rahayu-
Hujan
Hujan terus mengguyur sampai tumbuh sebuah biji jadi kecambah lalu cantik bunga bersemu merah. Ia dipuji dan diberi dongeng sampai malam dan pekat menyelimuti alam.
Angin bertiup seperti Tuhan yang menghembuskan nafas serta merta melarikan hujan ke tempat yang lebih kerontang.
Ia tahu, kalau ini perpisahan antaranya dan sebuah sejuk diguyur Tuhan.
Antara senja dan malam sudah selesai. Jangan sampai bencana nanti.
-28 Juli 2014-
Sabtu, 05 Juli 2014
Sajak lama yang ditemukan
Berjalan angkat kepala di atas bara.
Apa tau itu kesulitan?
Tanpa kabar mulai dicekik kehidupan.
Akhirnya lagi bersandar sedetik sebelum mati.
Kukayuh terus perahu berkayu sayu.
Sendiri lagi ku menggali hati.
Turunkan jemari nikmati duri.
Sampai tersasar kukejar-kejar.
Awan lagi kelabu, aku tahu mungkin pusara ku.
-Arfyana Citra Rahayu-
Fenomena Menunggu 9 juli
Pesan Semut (5/07/14)
Malah ku tiup biar ia pergi tak usah tau apa yang salah.
Sajak Terakhir di Pekat malam 1 Juli 2014
Kapan Kita Searah Putaran Jam?
Tersandung satu perspektif, tapi masif. Tatkala satu persepsi jadi dikremasi. Jadi abu disulut emosi.
Atau malah jadi seni tapi di putar sana sini?
Kapan kita searah layak putaran jam?
-Arfyana Citra Rahayu-
Malam (1/07/14)
Untuk Tuan yang Ragu
Aku tau kamu, sayang. Manis lagi daripada terbayang-bayang.
Aku tahu pahit dirasa, kamu rasa aku juga.
Sayang...
Tatkala 1 langkah 4 kaki, lebih rumit.
Dan 1 imaji 4 mata, lebih ragam.
Tapi sayang...
Tatkala 2 jiwa, 1 hatinya lebih indah daripada tidak sama sekali.
-Arfyana Citra Rahayu-
Kasih sama dengan
Do'a Malam
Tuhan, do'a malam lagi-lagi di antara lembut baik dengan anugerah. Aura muka tak tahu lagi cerah. Apa malah memerah?
Tuhan, hidupku lagi di mimpi, giring aku kepada keindahan. Tak apa ku lewati pecahan nanar berusuk di sela jari kalau itu memang do'a ku sekalian. Tolong kabulkan Tuhan.
Aku sayang engkau yang tak pernah risau dan terus sempurna.
Untuk 16
Bersitatap dengan kalian yang belum siapa-siapa
Apalagi derita!
Kita dihantam dulu tatkala sambil mengelus dada
Kata mereka "Solidaritas harga mati!"
Sampai saatnya...
Aku tersenyum bahagia. Mendekap erat kalian
Kita sama kawan!
Pejalan yang memanggul ilmu tak seberapa tuk menuba nyawa
Diselingi tawa yang menghias di jengkalnya
Aku dan kalian
Kita 1 cerita
3 tahun tak sembarang menggabung kata
Kawan...
Aku larut di antara kalian
Mungkin telah terlena dalam makna
Sambil berjalan, kurangkul jua
Walau tak lagi bersama
Hati tetap 1 sempurna
Kawan...
Aku sayang tawa dan luka yang kubawa berlari
Sampai nanti
Lambaian akhir ini ramai nan indah
Cita dan cinta lagi kenangan
Aku sayang kalian. Kawan.
-Arfyana Citra Rahayu-
Jumat, 23 Mei 2014
Detakan Merana Sebelas Hari
Apa akan terseok di tengah jalannya?
Sayang, ini cinta bukan hanya rasa
Embun terus menetes di kelopak indah itu, sampai kering Ia ku basuh juga.
Engkau terbawa dikejar hari yang berhujung ketulusan dan kebanggan.
Hanya engkau dan dari engkau.
Terimakasih sayang.
-Arfyana Citra Rahayu-
Nostalgia Jam Delapan Malam
Awal musim cinta ku lalui satu tahun yang lalu, sejujurnya siapa dia aku tak pernah tahu. Ternyata satu malam dengan hujan yang mengguyur tiba-tiba, seorang Tuan mengirim pesan singkat "Aku hendak ada yang dibicarakan"
"Apa itu Tuan?," tanyaku.
"Tunggu sesaat, aku sedang berbicara dengan kawanku, ini urusan penting," jawabnya.
Aku hanya bertanya, ada apa dengan dia, seperti hujan malam ini dia datang tiba-tiba.
..................................................................
Tiba-tiba ku terima pesan yang tak lagi singkat, tapi ternyata kenyataan perasaanya.
Sendiri
Awal Baru Indah untuk Seorang "Aku"
Untuk Tuanku
Fantasi lagi-lagi dilagukan baik-baik di hati
Tak lagi tahan bila nafas mengaum menentang benci daripada telingaku
Terus kau rentangkan jari jemari tuk pipi yang haus akan kasih saat mulai nanar nya menyentuh jiwa
Karna terus ku hadiahkan satu hati yang tak menentang rasa
-Arfyana Citra Rahayu-
Sendiri menjadi karya
*aku diantara siang, lapangan, manusia, dan sendiri*
Sabtu, 12 April 2014
Senin, 17 Maret 2014
Untuk Tuan
HAAH!
Dunia kejam! Ku berlari dari satu hati ke hati lain yang tak lagi baik tapi jadi indah. Perasa dari rasa ku kecap harum surga dari niatnya. Tapi apa hanya sesaat?
Satu malam ku dipertemukan dengan nya lewat udara.
"Hanyutkan aku ke samuderamu!" Pintaku
"Setengah tahun dan umur-umurku coba kuajuhi akan dikau" Katanya.
Ku bertanya lewat hati "Untuk apa tapi?"
"Dengarkan!! Detak jantung ku ulurkan pertolongan agar kau tak lagi perih! Aku bergema tapi kau lagi-lagi sok tuli!" Teriakku.
"Sayang ingat, akan selalu ku patri semua doa mu" Jawab Tuanku.
Lagi ku jawab dengan segudang emosi jatuh berantakan diatas huruf, "Aku hanya perlu senyum mu! Beri aku lagi!!"
Tuanku pun berbilang "Saya merasa tak untuk dikau, tak apa pergi ku lagi perih, biarlah! Memang aku apa diharimu? Bukan apa apa dan siap siapa"
Aku pun ulur bendera putih. "Aku menyerah.."
Surat Senja 1
Sabtu, 08 Maret 2014
Gausah apa kalau tak kenapa, tapi memang apa?
Sumpah
Kamu cuma menyampah
Tinggal belati jatuh karatan
Lihat! Aku mulai kemelaratan
Sumpah
Teganya hati ini kau jarah
Meninggalkan jelaga
Tanpa ada daya lagi ku bertanya
"Apakah masih ada kita?"
-Arfyana Citra R-
Doa Saat Senja
Hamba hanyalah rasa
Terlalu dunia, karya dari fana.
Tuhan...
Hamba tak lagi saya
Aku tak lagi nyata
kemana lagi aku pergi tanpanya
Kapan lagi aku bersyahdu karena nya.
Tuhan...
Hamba hilang
Tak ada lagi dia.
Argh!
Ini pemaksaan!
Menarik hati tuk terpaksa berdiam
Diam bukan karena mau
Tapi sok bisu.
-Arfyana Citra R-
Rabu, 12 Februari 2014
Senin, 27 Januari 2014
Musik
Menanggalkan not sana sini.
Melantun indah menggapai fantasi.
Terbuai dalam puing-puing imaji.
Terlukis bahagia terpaku imajinasi.
Berusaha menegur sapa kelam yang sendiri.
-Arfyana Citra Rahayu-
Cemburu
Dosa nya setitik tinta diatas kain putih, tergambar seperti semua Ia nodai dalam imajimu.
Kemana cinta yang kau mantrakan di setiap bising dan heningnya? Kemana rasa yang kau selipkan di tiap jemarinya?
Cemburu. Tanda sayang katanya.
Tanda cinta teorinya.
Realita pun berurai. Cemburu tanda iblis menguasaimu.
-Arfyana Citra Rahayu-
Menyesap anyir rumput yang diguyur hujan.
Pijakan lumpur ini bekas darah pejuang. Leluhur kami. Manusia hebat tak kenal mati.
Terlebih ruh dia beri, hanya untuk memutuskan tali merah mengekang negeri.
Ia pahlawan, menggalang persatuan.
Memerdekakan hak yang bertuan.
-Arfyana Citra Rahayu-
Senin, 06 Januari 2014
Langit
Bintang juga dikempit
Selama aku menunggu, tak sampai aku mengelilingi
Terasa heboh aku di guncang sepi
Kupandang lagi
Semakin kecil ku ditatapnya
Sombong atas ku juga tak berdaya
Tak rasa ku alirkan air mata dan menelannya lagi
Teruntuk langit yang ku selami lagi
-Arfyana Citra Rahayu-
